Sabtu, 10 November 2007

Oesman Sapta akan Tingkat Kesejahteraan Nelayan





Oesman Sapta akan Tingkat Kesejahteraan Nelayan

Sebelum ke Pinyu, kandidat gubernur Kalbar Oesman Sapta paginya, mengungjungi sedikitnya 2.000 massa militannya di tengah Pasar Kakap, Kecamatan Kakap, Kabupaten Pontianak. Di tempat ini, ia mengajak raja dangdut Rhoma Irama, Ruhut Sitompul dan Ghazali Abbas Adan guna melakukan siriman politik segar di pagi hari.
Hiruk-pikuk dan hingar-bingar masyarakat sekitar yang mayoritas nelayan dan petani itu bersuka ria menyambut kedatangan pemimpin mereka yang telah lama mereka nantikan. Mereka mengelu-elukan "Sang Meteor" yang pemberani yang akan memperjuangkan kesejahterakan nelayan dan petani.
Dalam pertemuan dan dialog itu, mantan Wakil Ketua MPR RI ini berharap kelak, jika ia dipilih rakyat menjadi gubernur Kalbar, maka ia dengan segala upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan. Oesman Sapta menginginkan segala potensi laut yang ada di Kalbar sepenuhnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat Kalbar, khususnya nelayan dan petani.
Sedangkan saat ini, sebagian terbesar hasil laut Kalbar masih dikelola secara apa adanya. Belum dikembangkan secara maksimal dari rakyat dan untuk rakyat Kalbar. Nampaknya, niat Oesman Sapta amat tulus dan ikhlas untuk membantu mengembangkan industri perikanan rakyat agar nelayan sejahtera, anaknya bisa sekolah dan berobat bisa gratis.
Karena itu merunurut Ghazali Abbas Adan yang juga mantan anggota MPR RI meminta rakyat Kalbar untuk memilih nomor 2, karena ia sebagai mitra Oesman Sapta ketika masih sama-sama di Lembaga Tertinggi Negara itu, merasakan betapa Oesman Sapta sebagai sosok yang kaya ide dan pemikiran-pemikiran segar untuk membangun bangsa Indonesia. "Saya sengaja datang dari Aceh yang begitu jauh dari Kalbar, semata hanya meminta kepada rakyat Kalbar untuk memilih Oesman Sapta," jelas mantan Abang Jakarta ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh pendekar politik muda dan pengacara beken Ruhut Sitompul. "Jangan ragu pilih Oesman Sapta untuk menjadi gubernur Kalbar," kata Ruhut, sang bintang sinetron ini. Rhoma Irama yang pagi itu datang berpeci haji, tidak bersedia bernyanyi. Ia hanya minta agar masyarakat Kakap datang saja ke Pontianak hari, Sabtu 10 November. Di sana "Bang Rhoma" akan tampil bersama Soneta grupnya. Walaupun tidak bernyanyi, tapi Rhoma Irama beramah tamah dan meminta masyarakat warga Kakap untuk jangan ragu memilih calon gubernur Nomor 2, Oesman Sapta.
Pada kesempatan itu, kandidat gubernur Kalbar ini menyumbang untuk pembangunan Pendopo Robo-robo. Dengan adanya pembangunan ini, diharapkan masyarakat dapat berkumpul kapan saja tanpa harus berhujan dan berpanas seperti selama ini. Ribuan masyarakat Kakap antusias untuk menyalami calon pemimpin mereka. Ialah "Sang Meteor" yang pemberani. (mco).

Selasa, 06 November 2007

90 000 PENDUKUNG OESMAN SAPTA BIRUKAN SAMBAS





90 000 PENDUKUNG OESMAN SAPTA BIRUKAN SAMBAS
Lapangan sepak bola Gapsis, Kota Sambas, berubah menjadi lautan manusia. Karisma kandidat gubernur Oesman Sapta sebagai pemimpin masa depan yang berani melakukan terobosan-terobosan dan bertekad untuk mensejahterakan rakyat Kalbar, menghipnotis lautan manusia yang tak bergeming mendengarkan orasinya bersama dengan pasangannya calon wakil gubernur Ignatius Lyong. “Saya sedih melihat rakyat Kalbar masih miskin,” teriak Oesman Sapta dari atas panggung.
Ada cerita menarik saat Oesman Sapta beserta rombongan meninggalkan Singkawang menuju Sambas. Ketika tiba di Kecamatan Pasiran, Singkawang Barat – rombongan Oesman Sapta, dikejar sekelompok siswa sekolah dasar. Mereka rupanya ingin menyalami calon gubernur Oesman Sapta yang selama ini mereka hanya lihat di Koran-koran. Melihat anak-anak sekolah dasar yang berpakaian sangat sederhana dan kotor itu, sang calon pemimpin Kalbar menghentikan langkahnya. Ia menyalami anak-anak itu sepenuh hati. Ia nampak meneteskan airmata. Ia terdiam sejenak dan menghapus rasa sedihnya. Sebab seorang pemimpin sejati, kendati bathinnya menangis, tetap harus bisa tersenyum kepada rakyat yang dipimpinnya.
Kenyataan itu mendorong tekad Oesman Sapta - "Sang Meteor" , memperjuangkan pendidikan gratis kepada seluruh rakyat Kalbar semakin kuat. Oesman Sapta tidak dapat menerima kenyataan, apabila rakyat yang sudah miskin seperti itu harus juga dibebani biaya sekolah yang tinggi. Peristiwa lain pernah pula terjadi – di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, saat Oesman Sapta melihat derita seorang ibu yang tubuhnya membesar karena tumor. Karena uluran tangannnya maka ibu itu akhirnya bisa dibawa ke Pontianak untuk menjalani pengobatan. Bagi Oesman Sapta – menolong kepada sesama adalah sebuah kewajiban. Sebab itu, sering sekali Oesman Sapta mengingatkan kepada media, bahwa saat tangan kanan memberi, tangan kiri tak boleh tau.
Gemuruh dukungan lautan masa di Sambas membahana saat Oesman Sapta beserta rombongan meneriakan yel,yel kemenangan atau victory. "Kami butuh pemimpin seperti pak Oesman Sapta. Berani dan tegas," kata Ilham dari Sekura, yang sore itu berjualan buah salak di lapangan sepak bola Gapsis. Di tengah sorai-sorai dan yel-yel "Oso Yes, Lyong Ok" acara berlangsung, dibacakan pesan khusus Mokhtar Pakpahan. Sebagai tokoh buruh nasional, ia menyerukan kepada masyarakat Kalbar untuk memilih pasangan gubernur/wakil gubernur Kalbar bernomor pilih 2. Karena prinsip-prinsip perjuangannya, seperti memperjuangkan pendidikan dan kesehatan gratis serta menyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, telah sesuai dengan perjuangan kaum buruh Indonesia.
Ruhut Sitompul yang siang kemarin berbicara atas nama Pimpinan Pusat Partai Demokrat menyampaikan penegasan Susilo Bambang Yudhoyono yang saat ini menjadi Presiden RI, "Jika ada orang atau kandidat lain yang mengaku sudah direstui oleh SBY adalah bohong besar. Yang direstui oleh SBY hanyalah pasangan Oesman Sapta-Ignatius Lyong," ujar Ruhut dalam oerasi politiknya. Sementara Rhoma Irama tetap meminta agar rakyat Kalbar memilih Oesman Sapta, jika ingin maju dalam perekonomian.
Oesman Sapta sore itu tidak berorasi politik, ia hanya ingin memenuhi janjinya kepada masyarakat Sambas untuk menghadirkan raja dangdut Rhoma Irama beserta Soneta grupnya. Pengusaha sukses itu hanya meminta agar pada tanggal 15 November nanti, tidak lupa mencoblos nomor 2, agar niatnya untuk membangun Kalbar segera terwujud.

Padatnya lautan manusia yang menenuhi setiap sudut lapangan Gapsis, membuat beberapa massa pendukung Oso-Lyong pingsan. Untunglah Partai Persatuan Daerah yang menjadi partainya Oesman Sapta, telah lama menyiapkan mobil ambulance setiap ada kampanye politik Oesman Sapta. Sehingga penanganan musibah massa pendukungnya dapat cepat ditolong. Itulah sosok sang pemimpin sejati, ia bisa memprediksi apa-apa yang akan terjadi terhadap rakyat yang akan dipimpinnya.

Nuansa Islami nampak dalam acara siraman politik Oesman Sapta ini, karena sebagian terbesar rakyat Sambas adalah penganut Muslim yang taat, sehingga daerah ini digelari kota "Serambi Mekkah" layaknya Aceh. Tetapi keluwesan melayani rakyat memang terlihat akrab juga ketika Oesman Sapta berkampanye di Landak dan Bengkayang yang penduduknya banyak menganut Katholik. Pemimpin Kalbar memang harus bisa melayani semua golongan, semua agama dan semua budaya, tanpa harus membeda-bedakan antara satu dengan lainnnya. Karenanya, figur Oesman Sapta dapat diterima oleh suku, agama dan golongan manapun di Kalbar.
Saking ramainya, massa pendukung Oso-Lyong yang menyemut di Sambas, sempat memacetkan sekitar 2 jam jalan seputar Tugu Gapsis. Mereka naik truk, sepeda motor dan berjalan kaki, dengan tenang tanpa ada gangguan apapun. Sepanjang jalan Sambas - Tebas pun masih terjadi kemacetan hingga malam, namun tertib. "Rakyat Sambas adalah rakyat yang tertib," jelas kandidat gubernur Kalbar Oesman Sapta, sang pemimpin sejati yang hari ini berkampanye di Singkawang di lapangan Terminal Induk jalan Aliayang, Singkawang. (mco).

OESMAN SAPTA TAKLUKAN BUMI SEBALO BENGKAYANG






SBY sampaikan salam untuk rakyat Kalbar dan Oso-Lyong


Setelah sukses membirukan Kabupaten Landak pada Minggu siang kemarin, pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur Kalbar bernomor 2, Oesman Sapta-Ignatius Lyong disambut puluhan ribu massa pendukung fanatiknya di Bumi Sebalo, Bengkayang. "Sang Meteor" ini dielu-elukan dengan meneriakan yel-yel kebanggaan para pendukung Oso-Lyong.
Bumi Sebalo yang sore itu disiram hujan, tak mempengaruhi massa pendukung Oesman Sapta untuk menyaksikan dari dekat calon pemimpin Kalbar yang menurut cerita dari mulut ke mulut masyarakat Bengkayang, ia adalah seorang calon pemimpin Kalbar yang mampu membawa perubahan besar untuk mensejehterakan rakyat Kalbar.
Pendukung fanatik Oesman Sapta rela menunggu berjam-jam dengan berlindung dibawah payung, karena hujan terus mengguyur kota Bengkayang. Mereka berkumpul di lapangan sepak bola BRC yang sering disebut masyarakat setempat sebagai lapangan Alex. Lapangan becek itu penuh sesak lautan manusia yang menyemut sejak siang.
Rakyat Bumi Sebalo juga mendengar dari cerita teman-teman bahwa Oesman Sapta yang akan membangun Kalbar tanpa ada korupsi serta memperjuangkan pendidikan dan kesehatan gratis bagi rakyat Kalbar. Tekad perjuangan kandidat ini nampaknya sesuai dengan kondisi rakyat Bengkayang yang saat ini membutuhkan sang pemimpin yang pemberani seperti sosok Oesman Sapta.
Ignatius Lyong yang tiba lebih dulu di Bengkayang, sebelum memulai acara kampanye siraman politiknya, diundang sekitar seratus pendeta di Bengkayang untuk didoakan, agar sukses dan diberkati oleh Tuhan. Para pendeta dengan sukarela mendoakan Ignatius Lyong sukses dan terpilih memimpin Kalbar bersama Oesman Sapta. Sebelum tiba di Bengkayang Lyong mampir di desa Nyarongkok, Singkawang sebagai desa kenangan ketika dia bersekolah dulu. Mantan pegawai teras Provinsi Kalbar ini, sematkan berorasi beberapa menit dan disambut dengan upacara adat Dayah setempat.
Kendati, jam sudah menunjukkan jelang pukul 04 sore, namun tokoh pemberani yang diimpikan banyak rakyat itu belum juga muncul lantaran helikopter yang ditumpanginya dari Pontianak berhalangan mendarat karena cuaca amat buruk. Namun, tak lama kemudian, sebuah helikopter berputar di atas lapangan sepak bola tersebut. Teriakan histeris massa pendukung militan Oesman Sapta terdengar nyaring sembari melambaikan tangan dengan dua jari, lambang pasangan calon pemimpin Kalbar ini, ketika mereka melihat tokoh impiannya berada dalam "Kecapung Besi" itu.
Tak ada alasan bagi Oesman Sapta untuk tidak menggapai di mana pun rakyat Kalbar berada. Kendati cuaca amat buruk sekalipun, namun "Sang Pendobrak" ini memaksakan kehendaknya untuk hadir di tengah puluhan ribu pendukungnya. Sebab ia punya sebuah prinsip rakyat tidak boleh dikecewakan. Ia ingin berbuat sebaik mungkin dan secepat mungkin untuk rakyat Kalbar. Oleh sebagain masyarakat kecil Bengkayang, Oesman Sapta sudah dianggap sebagai "Bapak Kalbar". Hal itu disampaikan oleh Chrys, ketika berbincang dengan Media Center Oso di lokasi kampanye.
Oesman Sapta tiba bersama istrinya Hj Serviati dan tokoh muda Partai Demokrat yang mengusungnya, Ruhut Sitoempul. Pengacara muda ini menyampaikan salam pimpinan tertinggi partai berlambang bintang kejora ini, Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai tokoh partai, SBY menyampaikan salam kepada rakyat Kalbar dan mengabarkan bahwa hanya pasangan Oesman Sapta-Ignatius Lyong yang didukung oleh mesin politik yang telah mengantarkan SBY menjadi presiden ini.
Menurut Ruhut, pilihan SBY tentu beralasan. Sebab hanya pasangan Oso-Lyong yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Kalbar. Oesman Sapta, menurut Ruhut selain tokoh nasional juga merupakan pengusaha sukses di tingkat nasional dan internasional. Karena itulah SBY berpesan agar rakyat Kalbar jangan salah dalam memilih pemimpin mereka 15 November nanti. Sebab salah memilih, maka menyesalnya sampai lima tahun ke depan.
Yahya Sacawiria yang menjadi Ketua Koalisi MAS, yang mendukung Oso-Lyong, juga pengurus teras Partai Demokrat menyampaikan salam yang sama dengan Ruhut. Agaknya petinggi Partai Demokrat, yang faporit dengan warna biru ini telah sepakat bahwa hanya Oesman Sapta yang layak jadi gubernur Kalbar. Karena Oesman Sapta mampu mengayomi semua golongan, agama dan suku di Kalbar. "Pasangan ini paling serasi," kata Ruhut kepada 70.000 warga Bengkayang dan dan sekitarnya yang memadati lapangan BRC.
Teriakan menyebut nama SBY massa pendukung fanatik Oso-Lyong bergema. Setelah yel--yel SBY, rakyat Kalbar meneriakan "Oso Yes, Lyong OK" dan terus membahana seakan masyarakat sudah lupa hujan yang mengguyur tubuh mereka. Massa pendukung Oesman Sapta membiarkan sekujur tubuhnya basah kuyup oleh siraman hujan sejak siang hingga sore. Namun siraman hujan itu tidak membuat mereka kedinginan, malah mereka bertambah semangat mengacungkan dua jari "victory". Oso-Lyong pasti memang, kata Harry, pendukung Oesman Sapta yang sekujur tubuh basah.
Selain pelawak Basuki, Ribut dan Kadir. penyanyi Eva KDI, Erni Johan, Johan Untung serta penyanyi lokal ikut memeriahkan siraman politik Oesman Sapta ini. Jelang acara berakhir, Rhoma Irama dan Soneta Grupnya muncul. Ini merupakan janji Tim Kampanye Oso-Lyong kepada rakyat Kalbar untuk menghadirkan raja dangdut ini.
Rhoma Irama hanya berpesan kepada rakyat Bengkayang untuk memilih Oesman Sapta sebagai gubernur Kalbar yang akan dipilih 15 November 2007 mendatang. Semua kandidat gubernur Kalbar adalah baik, tetapi yang terbaik menurut Rhoma Irama adalah hanya Oesman Sapta. Karena baginya tidak ada yang kurang saat ini. Secara materi kandidat benomor urut 2, sudah serba kecukupan dan bisa hidup enak di Jakarta. Tetapi, bersyukurlah, Oesman Sapta mau kembali ke daerahnya untuk membangun Kalbar. "Ini merupakan tokoh daerah yang tidak melupakan kulitnya," kata Ruhut Siteompul.
Senin sore itu jalan-jalan kota Bengkayang dimacetkan oleh lalu lintas yang ramai. Massa pendukung fanatik Oesman Sapta bersorak sorai menaiki truk, bisa dan sepeda motor. Mereka mengenakan kaos berlambang calon pemimin pujaan mereka, Oesman Sapta-Ignatius Lyong. Mereka pulang ke tempat mereka dengan tenang tanpa ada insiden apapun. "Kendati demikian, jagalah persatuan dan kesatuan," pesan Rhoma Irama kepada massa pendukung Oesman Sapta.
Dalam kesempatan itu, Oesman Sapta hanya mengucapkan terima kasih kepada rakyat Bengkayang yang telah sudi datang ketempat siraman politik ini. Program yang akan diperjuangkan oleh pasangan Oso-Lyong telah dikumandangkan oleh pelawak dan artis sebelumnya. Nampaknya masyarakat Bengkayang sudah hafal apa-apa saja program yang diperjuangkan oleh Oesman Sapta yang akan memimpin Kalbar sebentar lagi. (mco).

OSO-LYONG SUKSES BIRUKAN LANDAK



Setelah sukses menggemparkan Sanggau dengan 50.000 pendukung fanatiknya, Minggu kemarin kandidat gubernur Kalbar Oesman Sapta-Ignatius Lyong berkampanye bersama dan sukses membirukan Landak dengan taksiran sekitar 70.000 pendukungnya yang datang dari berbagai penjuru Kabupaten Landak bertempat di Stadiun Berdanadi yang terletak di Jalan Pemuda, di jantung ibukota Ngabang.
Lautan manusia menyemut di berbagai sudut pandang, sebuah terobosan yang banyak mencengangkan banyak pengamat politik belakangan ini. Lalu lintas di jantung kota Ngabang, ibukota Kabupaten Landak sempat dimacetkan oleh puluhan ribu massa pendukung Oesman Sapta yang telah lama menunggu kedatangannya dari Pantioanak.
Yel-yel "Hidu Oesman Sapta, Hidup Lyong" membahasa hampir setiap 5 menit. Teriakan massa pendukung mantan Wakil Ketua MPR RI ini terus terdengar nyaring sembari mengacungkan dua jari simbol kemenangan Oso-Lyong yang menjadi kandidat bernomor 2.
Sebelumnya, banyak orang tak mengira warga antusiasme begitu tinggi di Landak. Akan "Sang Meteror" menunjukkan dirinya bahwa ia memang dicintai oleh rakyat yang akan dipimpin di berbagai daerah, tak terkecuali wilayah Landak. Sebab, saat ini Kalbar membutuhkan tokoh nasionalis yang mencintai daerahnya, yakni Kalbar, bukan tokoh yang mengenduskan cara berpikir sempit kesukuan.
Untuk membangun Kalbar ke depan memang dibutuhkan pemimpin yang bisa diterima oleh semua golongan masyarakat yang terdiri berbagai suku dan agama. Dan pasangan Oesman Sapta-Ignatius Lyong adalah yang paling ideal sebagai perlambang persatuan dan kesatuan agama dan budaya dalam keberagaman yang ada di Kalbar saat ini. Tanpa pemimpin seperti Oesman Sapta, Kalbar hanya akan dirundung kebencian antara satu dengan lainnya. "Hanya Bang Oesman Sapta yang mampu pemimpin yang mampu mengayomi semua agama dan golongan," tukas Mardi yang ikut menyaksikan orasi politik dan hiburan rakyat di Landak itu.
Kali ini pengusaha sukses berkaliber nasional dan internasional ini lebih banyak bersuka ria bersama pasangannya Ignatius Lyong di atas pentas disaksikan 70.000 massa pendukung militannya. Sesekali dua kandidat calon pemimpin Kalbar ini berangkulan sebagai pertanda bahwa mereka adalah saling membutuhkan dan saling memberi dari sisi satu ke sisi lainnya, ketika kelak mereka dipercayakan memimpin Kalbar.
Massa pendukung Oso-Lyong tak henti-hentinya meneriakan "Oso Yes, Lyong OK" yang dipandu oleh pelawak Basuki, Kadir dan Ribut. Bagaikan telah terbiasa para penonton bereaksi secara spontan meneriakkan yel-yel Oso-Lyong. Jelang jam 02 siang, Oesman Sapta,Lyong beserta istri disambut oleh nyanyian khusus yang diciptakan oleh Eddy Sumlang bersama Mahkota Band untuk jingle Oso-Lyong yang berjusul "Sang Meteor". Hiruk pikuk lautan manusia, terdengar nyaring menyambut kedatangan sang pemimpim Kalbar masa depan.
Dengan setelan baju santai bertopi putih, Oesman Sapta menyapa massa pemdukungnya. Suara gemeruh pendukungnya pun terdengar, menambut kehadiran pemimpin idola mereka. "kami hanya akan pilih pak Oesman Sapta Pak, karena hanya beliau yang bisa mengayami kami semua di Landak ini," ujar seorang pedagang di Pasar Baru ketika ditanyai oleh Media Center Oso.
Ratusan mobil truk dan bis yang parkir di pinggir jalan Pemuda memanjang hingga ke jalan Tugu Pahlawan di kota Ngabang. Sebagain kendaraan di parkir di terminal yang letaknya tak jauh dari tempat acara belangsung. Namun hebatnya, pihak Kepolisianm setempat sudah mengantisipasi membludaknya massa di acara menjadi tempat kampanye semua kandidat. "Ini luar biasa Pak, yang kempanye sebelumnya hanya dialogis saja, dengan jumlah ratusan orang saja," kata seorang pengurus partai politik setempat bernama Herman.
Menurut Lukmanul Hakim, pengkaji politik lokal di Kalbar mengatakan, bahwa jika Oesman Sapta berhasil dan sukses kampanye di Landak, maka bisa diprediksi Oesman Sapta akan mengalami sukses luar biasa di daerah lainnya, mengingat daerah Landak merupakan indikator politik Kalbar yang padat dengan nuansa budaya lokal. Namun kenyataannya, Oesman Sapta sukses membirukan Landak. Ini sekaligus memperkuat posisi sang kandidat Kalbar inilah yang bisa diterima oleh seluruh wilayah Kalbar yang terdiri 4,5 juta penduduk ini.
Dalam kehidupan modern yang serba komfleks di Kalbar, rakyat Kalbar mengharapkan kehadiran sang pemimpin yang pemberani, cerdas, berwawasan luas, dan dapat diterima oleh seluruh daerah dam lapisan masyarakat Kalbar di desa, kota bahkan di pesisir yang selama ini telah mendukung calon bernomor urut 2 ini.
Seorang tokoh daerah Yeftian berbicara kepada massa pendukung Os-Lyong. "Oesman Sapta dan Lyong tidak memilih-milah agama, golongan atau pun budaya tertentu. Karenanya, semua orang Kalbar akan dibangun secara bersama-sama tanpa membeda-bedakan latarbelakang budaya dan agama. Yang ada adalah rakyat Kalbar," jelas Yeftian.
Apalagi, tantangan Kalbar ke depan tidaklah mudah, selain sulit biaya pendidikan, kesehatan, minimnya sarana dan prasarana, juga perlu kekuatan lobi di tingkat nasional dan internasional guna memberikan citra yang baik dan dinamis bagi kepentingan rakyat Kalbar. Sebagai pengusaha sukses yang sudah teruji kepemimpinannya secara nasional dan internasional, maka dukungan rakyat Landak dan sekitarnya adalah tepat. Karena rakyat Kalbar sudah sepakat, jika inginkan perubahan haruslah pilih nomor 2.
Sebab menurut Lukmanul Hakim lagi, jika diurut secara rantai panjang perjalanan karir politik dan karir hidup diantara kandidat Kalbar saat ini, Oesman Sapta memiliki treck record tertinggi. Selain pernah menjadi Wakil Ketua sebuah Lembaga Tertinggi Negara (MPR RI), juga telah memiliki jaringan politik dan usaha yang bagus di manca negara. dan itu akan menghantar Kalbar dalam perpetaan ekonomi tidak hanya nasional tetapi juga internasional.
Selain pelawak tadi, massa pendukung Oesman Sapta dihibur oleh Dewi Persik, Eva KDI, Johan Untung, Erni Johan dan artis lokal dengan kelompok musik Mahkota Band. Jelang sore rakyat masih berdatangan, sebelum akhirnya siraman politik Oesman Sapta berakhir jelang jam 4 sore. Massa pun pulang dengan tertib tanpa ada gejolak apapun. bravo untuk Oesman Sapta-Lyong. (mco).

Sekitar 50.000 Pendukung Oesman Sapta Gemparkan Sanggau



Lautan manusia, massa pendukung fanatik membanjiri stadiun Gelora Pancasila Sekadau. Ditaksir sekitar 50.000 massa panatik pendukung kandidat gubernur Kalbar Oesman Sapta-Ignatius Lyong menyemut menyaksikan orasi politik calon pemimpin mereka yang mereka cintai.
Seorang ibu berlari sambil mengendong anaknya untuk bersalaman dengan "Sang Meteor" yang telah lama mereka nantikan. Kandidat gubernur yang diusung Koalisi MAS ini memang berjalan kaki menuju panggung sembari melambaikan tangan dan menyalami rakyat yang ingin bersalaman. Bergemalah yel-yel "Hidup Oesman Sapta". Siang itu Oesman Sapta berkampanye bersama pasangannya Ignatius Lyong. Pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur Kalbar ini siang itu masing-masing didampingi istri tercinta.
"Saya tidak berjanji, tetapi saya akan membuat kenyataan pembangunan bagi rakyat Sanggau," Oesman Sapta mengawali kampanye hari kelimanya, setelah sehari sebelumnya sukses menggebrak Sekadau dengan puluhan ribu massa militannya.
Selain menyampaikan program pokoknya, mantan Wakil Ketua MPR RI ini mengingatkan rakyat akan perlu bersepakat untuk melakukan tindakan nyata untuk membangun Kalbar secara bersama-sama. Dan tak lupa mengingatkan rakyat Sanggau untuk memilih nomor urut 2 sebagai pilihan terbaik untuk masa depan Kalbar.
Calon wakil gubernur Kalbar, Ignatius Lyong yang membuka acara kampanye ini menyampaikan siraman politik perdana sore itu. Ia sampaikan betapa sedihnya memikirkan Kalbar termiskin di Indonesia. Jalannya banyak yang rusak, listrik mati melulu, air bersih pun memprihatinkan. Tak hanya itu, banyak anak muda putus sekolah dan mencari kerja terasa amat susah. "Tapi semua itu menjadi program kami dalam memajukan Kalbar ke depan," ujar Lyong.
Penyanyi senior Erni Johan yang ikut menghibur massa fanatik Oso-Lyong berkenang ketika mobil yang mengangkut dirinya dan penyanyi lainnya terguling di tengah kota Sekadau, Jumat silam, . Ia katakan, hanya kandidat gubernur Oesman Sapta lah yang bisa membuat jalan-jalan di Kalbar ini bagus dan mulus. "Mulus kayak pipi saya dan pipa Eva KDI," ujar penyanyi yang membawakan lagu populernya Teluk Bayur.
Pengusaha sukses Oesman Sapta ini, sebelum menuju ke stadiun Gelora Pancasila Sanggau, terlebih dahulu diminta pencinta militannya untuk naik motor berkeliling jalan utama kota Sanggau. Ratusan anak muda pencinta "Sang Pemberani" Oesman Sapta ikut konvoi motor dalam jarak yang pendek.
Kendati sejak paginya Tim Kampanye Oso-Lyong sempat dirisaukan dengan pembangunan panggung kandidat lain di lokasi yang sama, namun lapangan sepak bola itu tetap dipadati pendukung Oesman Sapta- Ignatius Lyong. Yel-yel "Oso yes, Lyong Ok" digemakan terus oleh pelawak Basuki, Kadir dan Ribut, disambut dengan acungan dua jari oleh massa fanatik Oesman Sapta.
Jelang sore, raja Rhoma Irama beserta Senota grupnya datang menghibur massa pendukung Oesman Sapta. Ini merupakan janji kandidat gubernur Kalbar ini kepada rakyat Sanggau, setelah orang lain gagal mendatangkan Rhoma Irama ke daerah itu.
Bang Haji, demikian panggilan akrab raja dangdut ini, hanya meminta rakyat Sanggau agar memilih Oesman Sapta. "Keempat kandidat gubernur Kalbar adalah semuanya baik, tetapi saya merekomendasikan rakyat Kalbar untuk nomor 2, Oesman Sapta. Karena beliau adalah pengusaha sukses tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri," jelas Rhoma Irama di depan sekitar 50.000 massa fanatik Oso-Lyong.
Di sana Oso, di sini Oso, di mana-mana ada Bang Oso...la.la la...lala. Itulah lagu lawakan Basuki dan Kadir di atas panggung kampanye Oesman Sapta-Ignatius Lyong di stadiun Gelora Pancasila Sanggau. Agaknya, syair lawakan ini bakal menjadi kenyataan, karena semakin hari semakin besar rakyat dukungan rakyat Kalbar terhadap kandidat bernomor 2 ini.
"Kampanye kandidat sebelumnya tak seramai ini, paling 200 orang Pak," kata Prong yang kesehariannya berjualan di lokasi kampanye. Membludaknya hari demi hari seakan memastikan bahwa pasangan Oesman Sapta-Ignatius Lyong adalah pasangan pemimpin masa depan Kalbar.
Oesman Sapta ahli dalam mencari sumber pendaan dan investasi untuk membangun Kalbar dengan jaringan nasional dan internasionalnya. Sedangkan Ignatius Lyong adalah orang sudah sangat pengelaman dalam bidang mengatur administrasi kepemerintahan daerah. Dengan demikian, pasangan ini bukan hanya harmonis tetapi ideal dan tangguh, karena posisi kemampuan masing-masing saling isi dan saling menutupi kekurangan antara satu dengan lainnya. Semoga. (mco).

Selasa, 23 Oktober 2007

WARGA BATAK KALBAR AKAN KENAKAN KAIN ULOS KEPADA OESMAN SAPTA

Setelah kandidat gubernur Kalbar Oesman Sapta menerima anugrah tertinggi Dayak Taman pada Juni lalu, sebentar lagi Oesman Sapta akan menerima kalungan kain ulos dari warga Batak yang berdomisili di Kalimantan Barat sebagai tanda penghargaan tertinggi warga Batak.

Hal tersebut diungkapkan Prof Dr James Siagian SE, MM sebagai ketua umum Forum Komunikasi Masyarakat Batak (FKMB) Kalbar kepada Media Center OSO di Pontianak. Ia didampingi Sekjen FKMB Drs Jabar Hutagaul disertai sejumlah pengurus teras FKMB lainnya.

Menurutnya, sosok Oesman Sapta yang sudah lama dikenal oleh warga Batak, dipandang layak dan cocok menerima penghormatan tertinggi warga Batak. “Kami memberikan kain ulos kepada seseorang itu tidak sembarangan,” jelas James Siagian yang keseharian sebagai guru besar ekonomi pada fakultas ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.

Soal pelaksanaan pemberian kain ulos tersebut, sedang diatur antara tim kerja Oesman Sapta dengan FKMB. Yang jelas kesepakatan para tetua adat Batak telah sepakat untuk memberikan penghormatan tertinggi adat tersebut kepada mantan wakil ketua MPR RI tersebut.

“Saya sudah lama berteman dengan Pak Oesman Sapta,” jelas James Siagian yang duduk disamping Jabar Hutagaul di ruang rapat tim kerja Oesman Sapta di hotel Grand Mahkota Pontianak, Senin (22/10) malam. Pertemuan pengurus teras FKMB dengan kandidat gubernur Kalbar bernomor 2 ini berlangsung akrab dan penuh persaudaraan. Oesman Sapta sendiri begitu akrab dengan teman-teman yang berbudaya Batak ini. Percakapan pun berlangsung santai dan penuh canda.

Menurut James Siagian, warga Batak di Kalbar saat ini tercatat sekitar 30.000 orang. Mereka terdiri dari Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing.

Ketika ditanya, apakah warga Batak di Kalbar dapat mengikuti instruksi FKMB tentang sebuah keputusan yang harus diambil sehubungan dengan pilkada gubernur Kalbar 15 November mendatang, James Siagian mengatakannya, bisa. Dan memang warga Batak di Kalbar sangat kompak.

Berkenaan dengan tawaran itu bagi Oesman Sapta, suatu kehormatan terhadap dirinya. Tentu saja hal itu patut ia terima. Sebab penghargaan dari warga Batak Kalbar merupakan tindakan spontan dan bukan hasil rekayasa.

Bagi Oesman Sapta, siapa pun dan dari mana pun semua unsur masyarakat Kalbar boleh melakukan tindakan dukung mendukung terhadap dirinya sebagai calon gubernur Kalbar mendatang. Karena kebebasan berpolitik setiap warga dijamin undang-undang. (mco).

LYONG DIANUGRAHI ORANG KAYA PAYUNG NEGERI




Kandidat Wakil Gubernur Kalbar Drs Ignatius Lyong dianugrahi gelar kehormatan suku Dayak sebagai Orang Kaya Payung Negeri sebagai orang yang bisa melindungi dan membawa negeri ini dan daerah ini kearah yang lebih baik.

Acara tersebut berlangsung di Dusun Marau Sinar Bulan, Kecamatan Tumbang Titih, kabupaten Ketapang, Jum’at (19/10) malam yang disaksikan ratusan kepala keluarga, tokoh masyarakat dan tetua adat Dayak.

Kedatangan Lyong disambut dengan upacara adat Temuai Umbai Makan Nyagak Boris Boras yang artinya penyambutan bagi seorang yang dianggap memeliki keistimewaan dan kepemimpinan briliant.

Penghargaan tersebut juga diberikan kepada ketua Koalisi MAS dan juga Ketua TOSS (Tim Oesman Sapta Sukses) wilayah Kabupaten Ketapang Herman Mimpi dengan gelar Gemala Bhineka Tunggal Ika, artinya orang yang mampu mempersatukan berbagai suka bangsa.

Dalam kesempatan itu masyarakat suku Dayak setempat menyampaikan unek-unek kepada Lyong. Diantaranya keluhan minimnya fasilitas infratsruktur dan akses jalan yang menghubungkan kecamatan mereka yang rusak berat ke ibukota kabupaten. Juga disinggung oleh soal penegakkan supremasi hukum di Ketapang yang masih jauh dari harapan masyarakat. Mereka juga menyampaikan, keluhan masih banyak KKN di lingkungan pejabat Ketapang.

Bahkan dalam kesempatan itu, masyarakat menyampaikan perjuangan merubah status dusun mereka menjadi sebuah desa dengan berbagai persyaratan yang sudah penuhi. Namun, tindak lanjut perjuangan tersebut, mereka nilai belum ada jawaban yang pasti dari pihak Pemda Kabupaten Ketapang.

Menanggapi keluhan masyarakat suku Dayak itu, Lyong mengatakan bahwa dirinya dan Oesman Sapta telah sepakat untuk memperjuangkan semua aspirasi masyarakat Dusun Muara Sinar Bulan dan tentunya masyarakat Kecamatan Tumbang Titih secara keseluruhan.

Lyong juga menyinggung tentang program yang akan mereka gulirkan jika kelak mereka menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar mendatang. Dua diantaranya mengenai perjuangan pendidikan dan kesehatan gratis.

“Kita tidak akan mampu mencapai pendidikan dan kesehatan gratis jika APBD kita masih pada kisaran Rp 1 trilyun. Kita akan mencapai itu bila APBD kita diatas Rp 5 triliyun setahun dan sosok yang bisa merubah Kalbar hanyalah Oesman Sapta yang mempunyai kemampuan lobi secara nasional maupun internasional,” jelas Lyong. Lebih lannjut Lyong mengatakan “Karena itu, saya bersedia mendampingi beliau maju sebagai wakil gubernur Kalbar.” (mco).

Senin, 22 Oktober 2007

DUKUNGAN OESMAN SAPTA TERUS MENGALIR



Dengan adanya dukungan politik yang terus mengalir terhadap terhadap kandidat gubernur dan wakil gubernur Kalbar pasangan Dr H Oesman Sapta dengan Drs Ignatius Lyong MM, semakin memperkuat posisinya untuk memjadi pemimpin Kalbar mendatang.

Dukungan semakin hari semakin banyak yang disampaikan baik secara pribadi maupun secara kelembagaan. Baik disampaikan secara langsung kepada Oesman Sapta maupun kepada tim suksesnya. Hal ini semakin memperkuat dan meyakinkan posisi pasangan kandidat ini dalam melenggang ke kursi gubernur Kalbar.

Suara sumbang yang selama ini ditiupkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab terhadap pasangan ini, malah berbalik menjadikan kekuatan baru sekaligus dukungan terhadap mereka semakin membesar dan menggunung. Riset yang berbasis politik pun mulai memperlihat grafik menaik untuk pasangan calon ini.

Tak ada satu pun meragukan kemampuan Oesman Sapta untuk membangun Kalbar. Memang, semula orang banyak meragukan, apakah pengusaha sukses ini benar-benar ingin menjadi gubernur, padahal dirinya sudah hidup serba kecukupan. Tetapi belakangan, semua orang paham bahwa sosok Oesman Sapta yang sudah memiliki jaringan nasional dan internasional yang amat kuat itu, mau jadi gubernur Kalbar.

Matanya pun berbinar-binar ketika “Sang Meteor” ini berbicara soal kemiskinan dan kesusahan rakyat Kalbar. “Saya lilla hita’ala, saya ingin membangun Kalbar,” katanya meyakinkan rakyat Kalbar, bahwa dirinya betul-betul ingin membangun Kalbar, bukan untuk bisnis seperti yang sering diperbincang oleh kalangan pebisnis.

Dirinya menjamin, kalangan pengusaha tidak usah takut, bahwa bisnis mereka akan terganggu jika Oesman Sapta menjadi gubernur. Sebab sosok Oesman Sapta kini, akan menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi Kalbar ini demi membangun rakyat Kalbar.

Ia sudah mematok dirinya, bahwa ia tidak lagi bisa membiarkan kehidupan rakyat seperti ini. Ia ingin mengajak seluruh elemen Kalbar untuk membangun Kalbar. Dan ia juga sudah membuat frame kerja yang jelas. Ia akan angkat derajat rakyat Kalbar dalam sebuah bingkai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan cerdas.

Sebab apa, ia melihat kenyataan hidup rakyat Kalbar seperti sekarang ini, merupakan kesalahan fatal sistem yang digunakan. Makanya ia akan membentuk sistem yang baik dan benar di Kalbar. Dengan sistem ini, ia akan membangun secara arif dan bijak berdasarkan kemauan rakyat Kalbar. Ialah rakyat Kalbar mau terhindar dari kemiskinan dan kesusahan yang mereka rasakan selama ini.

Oesman Sapta digelari juga oleh teman-teman dan lawannya sebagai “Sang Pendobrak” karena dialah satu-satunya putra Kalbar yang berani berhadapan dengan siapa yang harus dilaluinya untuk memperjuangkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya. Banyak catatan ia yang memang pantas disebut “Sang Pendobrak”. Di tengah kebuntuan kerja di MPR RI dulu, maka dialah yang berani mendobrak kebekuan itu, sehingga sebuah keputusan bisa diambil secara bijak.

Namun, banyak orang terlena dengan sejarah masa lalunya. Namun kini, justru ia menjadi contoh bagi rakyat Kalbar, tentang sebuah perjuangan panjang rantai kehidupan. Ia memberi semangat bagi orang susah, bahwa hidup tidak akan selamanya susah jika ingin berusaha keras. Kini semua orang bisa menerimanya dengan apa adanya. Bahkan kalangan ulama pun sudah berterus terang bahwa mereka sudah menerima Oesman Sapta sebagai pemimpin Kalbar.

Karenanya, ratusan ustadz dan kiyai berkumpul menemuinya di Pontianak untuk menyatakan mencabut dukungan kandidat lainnya, lalu mendukung Oesman Sapta pada pemilihan 15 November nanti.

Begitu juga dengan 700 kepala desa se Kalbar. Walau organisasi ini dilarang berpolitik, tetapi mereka selaku pamong desa juga bertanggung jawab terhadap pembangunan desanya. Mereka mau mencari sosok pemimpin Kalbar yang dapat membangun desa mereka yang selama ini kurang tersentuh pembangunan.

Belum lagi, warga Tionghoa di Pontianak dan Singkawan, baru-baru ini telah menyatakan dukungannya kepada Oesman Sapta, tanpa aling-aling apapun. Malah Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI) , pun kini mendukung sepenuhnya Oesman Sapta. Mereka beranggotakan sedikitnya 495 ribu anggota dengan hak pilih sebanyak 271 ribu orang. Walau kecil, perkumpulan penunggang kuda Mardhotilla Kalbar pun melayangkan dukungannya agar Oesman Sapta jadi gubernur.

Tak terkecuali aktivis dan pentolan partau politik seperti PAN, walaupun itu baru di Kabupaten Kayung Utara, tetapi gelagat seperti itu banyak bermunculan secara diam-diam untuk mendukung Oesman Sapta. Karena hanya Oesman Sapta lah yang bisa disebut “Sang Meteror” (mco).

Kalbar Dalam Bingkai Jurnalistik (Bagian 10)

SEBUAH CATATAN KERAS UNTUK PEDESAAN KALBAR

Ketika kami bertemu dengan para kepala desa yang lebih dikenal sebagai pamong desa terdapat banyak catatan yang boleh dibilang keras. Karena warga mereka selain hidup hanya semata atas berkah alam, juga masih tertinggal jauh dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia yang pernah kami kunjungi.

Memang ada seribu lima ratus lebih desa di Kalbar, tak semuanya jelak. Ada juga yang bagus. Tetapi mayoritas pedesaan Kalbar masih tertinggal jauh. Kami datang ke desa Wajo yang tak jauh dari Pontianak saja, jalannya belum bisa dilalui kendaraan roda empat. Apalagi desa diujung sungai Landak, mereka hanya memiliki jalan setapak. Antara satu desa dengan desa lainnya hanya bisa dilalui dengan sepeda motor. Kadang kala mereka berjalan kaki dalam puluhan kilo meter. Dan belum ada SD Negeri di sana.

Lebih parah lagi, kondisi kecamatan Kubu. Walaupun itu merupakan ibukota kecamatan, tetapi jalannya hanya bisa dilalui sepeda motor saja. Sama hal kondisinya ketika 20 tahun silam seperti cerita penyanyi kondang Eddy Silitonga kepada kami baru-baru ini.

Yang lebih parah lagi adalah soal air bersih. Pernah suatu ketika penyanyi ibukota terpaksa membeli 5 botol besar air mineral untuk mandi. Ia sengaja mandi di depan orang-orang desa itu sekedar tanda protesnya bahwa kalian perlu mandi dengan air bersih.

Berkenaan dengan air bersih, belum lama ini kami punya cerita menarik. Kami bermalam di sebuah desa di tepian sungai. Tentu saja kami harus menumpang rumah penduduk untuk mandi dan menggosok gigi, karena di desa itu tidak ada hotel. Satu dua tiga teman kami, terus mandi bergantian. Yang sudah mandi mengejak teman kami yang belum mandi. Akhirnya teman kami yang terakhir pun mandi juga.

Hanya saja aneh, teman kami yang terakhir mandi, ia bercerita bahwa di bak mandi yang tadi kami pakai untuk mandi terdapat banyak bulu ayam. Lalu kami pun penasaran. Dan kami ingin tau dari mana penduduk setempat mencari sumber airnya yang masuk ke bak mandi tadi.

Aduh mak, ternyata air yang disedot ke bak mandi melalui mesin pompa air tadi adalah air sungai di bawah rumah itu. Di samping cerobong mesin pimpa pun, dua pemuda sedang membersihkan ayam untuk santapan lezat kami siang itu. Padahal ketika kami buang air besar juga mengalir langsung ke tempat itu. Apa yang terdapat di permukaan sungai itu, tidak usah kami tulis disinilah. Bisa dibayangkan reaksi teman-teman kami yang sudah mandi dan menyatakan dirinya sudah bersih dan harum tadi. Ternyata rumah yang lainnya pun melakukan hal yang sama.

Pembangunan desa menurut APDSI (Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) membutuhkan sedikitnya Rp 500 juga setahun per desa. Idealnya menurut mereka, setiap desa dibangun dengan anggaran Rp 1 milyar setahun. Artinya jika kita ingin membangun desa se Kalbar, sedikitnya membutuhkan biaya Rp 1,5 triliyun setahun. Mana mungkin, jika APBD Kalbar hanya Rp 1,1 triliyun setahun. Makanya Oesman Sapta dan Igntaius Lyong akan memperjuangkan APBD Kalbar minimal Rp 5 triliyun., tentunya secara bertahap. Hanya dengan angka segitu, Kalbar baru bisa membangun.

Kami melihat tidak ada komunikasi yang baik antara pemda Kalbar dengan pamong desa saat ini. Sementara itu, pamong desa tidak punya keberanian untuk mendesak atasannya untuk memperjuangkan desanya. Malah kami berani mengatakan, seharusnya pajabat pemda turun ke desa jangan dalam keadaan resmi. Sekali-sekali jadilah turis berkunjung ke desa, agar bisa melihat kehidupan desa apa adanya, tanpa dikawal oleh aparat yang kadangkala sering merekayasa keadaan agar tidak dimarahi atasannya.

Padahal, menurut catatan dunia perbankan di Jakarta, desa adalah lumbung ekonomi tidak hanya Kalbar tetapi Indonesia. Ketika resesi ekonomi melanda Indonesia tahun 80-an, yang paling bertahan adalah sektor ekonomi pedesaan.

Bank BRI yang paling banyak mengusurkan kredit ke sektor ekonomi pedesaan, mencatat angka terendah kredit macet, kendati krisis ekonomi melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Maka kemudian BRI gencar melaksanakan kredit mikro untuk ekonomi rakyat kecil, termasuk pedesaan. Mengapa pedesaan Kalbar tidak berbuat sama dengan desa lainnya di Indonesia. Bukankah bank-bank kita bisa membantu? Kami yakin hanya soal bagaimana mengkomunikasikannya. (Safari ANS/MCO).

Kalbar Dalam Bingkai Jurnalistik (Bagian 9)

BERSEDEKAH ITU UNTUK CARI PAHALA, BUKAN MENCARI PUJA-PUJI ORANG

Selama kami mengikuti tur berkeliling Kalbar bersama kandidat gubernur bernomor urut 2 Oesman Sapta, kami menemukan banyak catatan penting yang menjadi pembelajaran untuk diri sendiri. Terutama tentang orang yang bermuka palsu dan orang yang bermuka apa adanya.

Yang bermuka palsu, tentu ingin memanfaatkan keinginan sang kandidat untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya bagi dirinya dengan menawarkan berbagai macam rencana. Yang bermuka apa adanya, memang mereka yang ikhlas ingin mendukung dan berbuat sesuatu untuk kesuksesan sang calon.

Namun kami berkeyakinan benar, bahwa sang kandidat yang kami ikuti mahir dalam memahami serta memilah mana bermuka palsu dan mana bermuka apa adanya. Pernah suatu ketika, dalam rapat koalisi di tengah malam buta. Sang kandidat memanggil seorang pimpinan koalisi yang mengatur daerah tertentu.

Sang ketua berkata, biaya telah diselesaikan sekian, tetapi sang kandidat tidak percaya. Lalu dia panggil orang yang telah dibiayai tersebut malam itu juga. Dia tanya langsung, apa benar sudah terima biaya dari ketua. Dan orang-orang terkait dengan biaya itu, di tengah larut malam itu, dipanggil semuanya untuk memastikan bahwa biaya yang telah dikeluarkan tidak dikorupsi.

Begitu pun dengan lainnya, Oesman Sapta sering hanya tersenyum ketika seseorang yang bermuka palsu berkata kepadanya. Ia bagai memiliki kemampuan pancaindra kesekian lah, untuk memahami karakter lawan bicaranya. Walau pun yang datang seorang ustadz atau seorang kiyai sekalipun, ia hanya tersenyum ketika seseorang itu menyatakan dukungan kepadanya. Lalu ia bagaikan bisa membaca suara hati kecil orang itu, bahwa ustadz atau kiyai itu berbohong kepadanya.

Dalam perjalanan yang kami ikuti, misalnya kedatangannya pada sebuah tempat ibadah, apakah itu masjid, gereja atau pun kelenteng. Dia bagaikan bisa berbicara dengan dirinya sendiri, bahwa tempat itu layak dia sedekahi atau tidak. Dia paham betul, dimana ia datang dengan membawa amal sedekah ke suatu tempat apa tidak.

Pernah suatu ketika ia begitu tertarik dengan keberadaan masjid tertua di Landak, yang menurut warga setempat telah berusia 300 tahun lebih. Namun pemda Kabupaten Landak agaknya kurang memperhatikan keberadaan masjid ini. Secara diam-diam dia mengirim utusan guna menyampaikan sedekahnya bagi masjid tua itu. Nilainya lebih dari cukup untuk melakukan renovasi mesjid tersebut. Karena merasa terharu, semua pengurus masjid tua itu, menangis tersendu, karena tak menyangka masih ada orang yang peduli. Dan ia meminta kepada kami untuk tidak mempublikasinya.

Begitu juga ketika melakukan shalat Jum’at di masjid kecil dan sederhana di Kubu, namanya masjid Al-Falah. Dia menyumbangkan uang melalui Camat Kubu, tetapi ia tetap meminta kami untuk tidak memberitakannya. Pada daerah yang lain, kedatangannya secara tiba-tiba di sebuah kelenteng di Singkawang karena diundang mendadak. Serta merta ia menyumbang uang tunai. Begitu juga pada masjid-masjid yang ia singgahi. Semua itu tidak boleh kami beritakan.

Akan tetapi akan berbeda halnya. Di banyak masjid dan tempat ibadah dimana ia diminta untuk hadir, lalu sang pengurus masjid minta sumbangan melalui kata sambutannya. Malah ia tidak memberikan sumbangan sama sekali. Ia malah mengkritik bahwa masjid itu masih bagus dan sebagainya.

Sebenarnya, Oesman Sapta lebih senang bersedekah dan beramal, apalagi ke tempat-tempat ibadah, hanya dia dan Tuhan yang tau. Kalau bisa tidak ada satu orang pun yang tau, bahwa ia bersedekah dan menyumbang. Sama halnya ketika dia mengundang anak-anak yatim piatu di berbagai tempat, tidak hanya di Pontianak. Ia banyak menyumbang untuk panti mereka. Lagi-lagi, dia tidak suka disebut sumbangannya, walaupun kemeriahan acaranya diekspos.

Semua tindakannya bersedekah, semata mencari ridho Ilahi. Ia ikhlas dan rela tanpa ada tekanan atau permintaan siapapun. Malah ketika ada orang meminta sedekah atau sumbangan, justru ia enggan mengabulkannya. Karena diminta, berarti dirinya tidak ikhlas. Kalau tidak ikhlas berbuat amal ibadah, maka pahalanya juga hilang, kata seorang ustadz. Begitu juga dengan sang kandidat gubernur Kalbar, Oesman Sapta. (Safari ANS/mco).

Sabtu, 20 Oktober 2007

OESMAN SAPTA DI MATA ARTIS IBUKOTA


Bagi banyak artis Ibukota, sosok kandidat gubernur Kalbar Dr H Oesman Sapta miliki banyak aspek positifnya bagi masyarakat Kalbar jika ia kelak menjadi gubernur Kalbar. Selain ia bersungguh-sungguh ingin membangun daerahnya, ia juga memiliki link yang bagus untuk Kalbar.

Hal tersebut diungkapkan artis penyanyi kenamaan Eddy Silitonga, Yulius Sitanggang, raja dangdut Rhoma Irama dan Dewi KDO kepada Media Center Oso. Mereka dimintai pendapatnya sehubungan dengan pencalonan Oesman Sapta sebagai gubernur Kalbar yang akan dipilih rakyat pada 15 November mendatang.

Bagi Rhoma Irama, Oesman Sapta adalah sosok yang tegas dan pemberani seperti Umar bin Kattab, pemimpin ummat Islam kedua setelah Abu Bakar, serta seorang pedagang yang sukses seperti Usman bin Affan sang pemimpin ketiga ummat Islam setelah Umar.

Penyanyi yang ngetop dengan lagunya “Mama” Eddy Silitonga berpendapat lain. Semula ia tidak percaya Oesman Sapta mau jadi gubernur, “Semula saya anggap bercanda, karena saya tau dia. Di tengah jalan lalu saya pikir, mungkin dia ingin jalan-jalan saja di Kalbar,” jelas Eddy.

“Lah, kok lama-lama jadi serius,” tambah Eddy. Menurutnya Oesman Sapta punya komitmen untuk membenahi Kalbar. Sebab beberapa kali Eddy Silitonga ke Kalbar, tak banyak perubahan yang terjadi.

“Dua puluh tahun lalu saya ke Entikong bersama bang Oesman, sekarang saya ke sana, ya masih gitu-gitu saja,” kenang Eddy. Bahkan Eddy turut sedih ketika melihat kenyataan ibukota kecamatan Kubu tidak ada kendaraan mobil dan tidak ada jalan raya, saat dia show di lapangan bola kecamatan itu.

Bagi penyanyi muda Yulius Sitanggang, Oesman Sapta yang ia kenal adalah sosok yang tepat untuk Kalbar. “Saya pikir dia ingin memajukan daerah ini,” kata Yulius. Apalagi menurutnya, Oesman Sapta adalah seorang pengusaha, banyak akal dan banyak yang bisa dia lakukan. “Dia punya obsesi untuk memajukan Kalbar dalam bidang pendidikan, sarana dan prasarana,” tambahnya.

Bagi Dewi KDO, Oesman Sapta punya keberanian untuk membangun Kalbar. Baik Dewi, Rhoma Irama, Eddy Silitonga maupun Yulius Sitanggang, memandang sosok Oesman Sapta adalah yang dianggap paling cocok memimpin Kalbar dalam waktu dekat. Mengingat, ketertinggalan Kalbar dalam berbagai bidang, membutuhkan sosok pemimpin pemberani seperti kandidat bernomor urut 2 ini. “Karena dia itu adalah Sang Pendobrak,” kata mereka sepakat. (mco)

Jumat, 19 Oktober 2007

Kalbar Dalam Bingkai Jurnalistik (Bagian 5)

BERITA KALBAR DARI HONG KONG

Banyak rakyat Kalbar yang mondar-mandir ke wilayah Taiwan, Hong Kong dan China. Warga Tionghoa Kalbar bahkan banyak yang sudah mantu dengan warganegara ketiga negara itu. Kesamaan budaya dan agama telah membuat mereka akrab dan saling membutuhkan. Hanya saja belum ada sentuhan berarti untuk memanfaatkan akses mereka bagi pembangunan Kalbar.

Kendati Presiden China Hu Jintao, akhir Agustus silam baru saja memecat menteri keuangnnya, Jin Renqing. Karena diduga terlibat skandar seks, namun ia berhasil mencatat rekor menaikkan cadangan devisa negara China hingga USD 1,3 trilyun. Nilai itu hampir setara dengan Rp 12.000 triliyun.

Padahal, negara kita saat ini hanya memiliki cadangan devisi USD 51 milyar atau setara Rp 459 trilyun saja. Itu berarti negara kita masih jauh di bawah Malaysia dan Singapura. Cadangan devisa bisa menjadi indikator kuat tidaknya sebuah negara untuk bertransaksi secara internasional. Dengan kecilnya cadangan devisa negara kita, kita sering diremahkan dalam transaksi internasional.

Misalnya, Hong Kong yang merupakan bagian dari China, pihak perbankannya bisa bertransaksi dalam jumlah besar. Umpamanya untuk membayar minyak satu kapal tengker minyak seharga USD 1 milyar. Di negara Singapura dan Hong Kong hal tersebut sudah menjadi hal biasa. Di negara kita yang bisa bertransaksi seperti itu hanya Bank Indonesia. Bank-bank komersial kita belum diberi kewenangan itu. Bank-bank kita paling banter hanya diberi batas maksimal hingga USD 25 juta saja.

Hal itu pulalah mengapa Bank Indonesia kemudian mengambil alih transaksi Pertamina dan Medco Group. Karena kedua perusahaan raksasa minyak ini harus bertransaksi dalam jumlah milyar dollar Amerika Serikat tadi.

Semuanya ini, telah menempatkan negara untuk tidak dapat memiliki undang-undang offshore banking dan undang-undang offshore financing, seperti yang dimiliki oleh negara-negara tetangga Malaysia, Singapura dan Hong Kong. Hal ini tentu saja berdampak dengan pembangunan kita pada umumnya, dimana dunia investasi sulit masuk ke Indonesia.

Tak hanya itu, ketika Kalbar mempromsikan daerahnya ke berbagai negara, tetapi tidak diimbangi dengan kebijakan one gate, hanya akan menjadi acara serimonial belaka. Maka diperlukan pranata ekonomi yang sistematis. Bisa kita bayangkan bagaimana China memajukan daerah Shen Chen yang saat ini mampu menjadi daerah pendukung Hong Kong. Seorang pengusaha apabila datang ke daerah itu untuk investasi, sang investor hanya perlu datang ke satu orang lembaga dan bisa diselesaikan dalam satu hari. Selebihnya, mulai dari izin sampai kepada mitra lokal yang sudah terseleksi secara baik tersedia, telah tersedia.

Tak ada biaya itu dan ini. Tak ada potongan itu dan ini. Mereka telah menempatkan sang investor bak raja baru. Apa yang diinginkan oleh sang raja, pemerintah China dengan leluasa akan memberikannya. Bahkan Thailand akan memberikan status kewarganegaraan bagi sang investor yang membawa uang sedikitnya setara Rp 10 milyar ke negara itu. Kalau kita tidak demikian.

Sang investor yang masuk ke kita, harus berpikir tujuh kali. Apalagi di era banyak pilkada seperti sekarang ini. Kalbar pun tak luput dari tabiat jelek ini, sehingga kalau pun ada investor yang mau masuk, maka itu sebuah kerja keras yang amat sangat.

Padahal di dunia global sekarang ini, tidak diperlukan hal yang sulit. Pemda sebagai regulator kebijakan harus cerdas berbenah dengan memanfaatkan fungsi otonomi daerah. Bukankah pusat telah berjanji untuk memberikan peluang itu.

Para petinggi International Fund for Indonesia Development (IFID) yang berbasis di Hong Kong menempatkan Kalbar sebagai daerah yang layak untuk dilirik, apabila ada aturan main yang tidak memusingkan. IFID dapat saja men-support konsep Kalbar Inc apabila konsep ini telah menjadi konsensus masyarakat Kalbar. Para petinggi IFID, yang juga berkantor di Dan Hag Belanda menyenangi konsep Kalbar Inc. Konsep ini dianggap layak untuk memberdayakan rakyat secara langsung di Kalbar.

Malah petinggi IFID ini melihat, jika konsep Kalbar Inc berhasil, mereka meminta pemerintah Indonesia menerapkan juga didaerah lainnya seperti Jakarta Inc, Banten Inc dan sebagainya. Apalagi daerah konflik yang notabene-nya sebagai refleksi kekecewaan rakyat terhadap belenggu ekonomi yang semakin hari semakin berat dan menyesakkan.

Konsep Kalbar Inc, bukan konsep baru. Negara Singapura telah menarapkann konsep itu sejak lima tahun silam. Dimana setiap rakyat singapura diberi saham-saham oleh negara. Saham-saham tersebut bisa digadaikan atau bisa digunakan untuk kepentingan bisnis. Sementara itu induk raksasa bisnis Singapura, Temasek dengan anak perusahaannya seperti SingTel terus merambah dunia dengan jaringan telekomunikasinya. Keuntungannya tentu saja rakyat kebagian melalui lembaran saham-saham tadi. Demikian juga Jepang, malah negara-negara Eropa telah menerapkan sebuah sistem unik. Ialah apabila ada seorang warga mereka yang memiliki unit usaha di luar negeri seperti perkebunan dan turunannya, maka negaranya akan men-support penuh biayanya. Apalagi hasil produksinya diperuntukkan bagi negara mereka. Lalu mereka membungkus kepentingan rakyatnya itu dalam sebuah bingkai kerjasama antar negara.

Nah, dengan link raksasa seperti ini, apa yang dasar bagi rakyat Kalbar untuk tidak menerima Oesman Sapta sebagai pemimpin Kalbar di masa depan. Rasanya, tak ada lagi sosok pemimpin seperti itu kelak dikemudian hari. Wallahua’alam. (Safari ANS/MCO).

Kalbar Dalam Bingkai Jurnalistik (Bagian 4)

KALBAR SEBAGAI WATER WORLD SOCIETY

Rumah-rumah berjejar di sepanjang tepian sungai. Di sana terparkir perahu motor kecil dan besar. Rumah mereka menghadap ke air, bukan ke daratan seperti kebanyakan rumah di wilayah Indonesia lainnya. Tetapi mereka hanya membuat apa adanya, tanpa konsep. Padahal Kalbar dibelah sungai yang membentang panjang dari Pontionak hingga ke Puttusiba, Kapuas Hulu.

Alur sungai pun lebar dan dalam, sehingga kapal-kapal besar bebas berlalu lalang tanpa harus was-was kandas. Berbeda kondisinya dengan sungai musi di Palembang. Semuanya menjadi rantai kehidupan yang unit dan berprospek masa depan yang baik, ketika orang-orang kota telah bosan hidup ala darat yang panas.

Ketika speed boat kami bersama Ignatius Lyong meneleusuri sungai Landak dari Pontianak menuju hulu sungai selama 1,5 jam, kami merasakan Kalbar memiliki potensi alam yang amat bagus untuk menciptakan water world estate terbesar di dunia. Karena negara lain banyak gagal menerapkan konsep itu karena kondisi alamnya tidak memadai. Kami yakin, ketika dunia air di Kalbar ini tersentuh secara konseptual, maka negara Belanda yang selama ini menyombongkan diri sebagai kota air terbaik di dunia, akan segera sirna.

Jika konsep ini diterapkan seiring dengan pengembangan kebudayaan masyarakat Kalbar yang terdiri dari berbagai jenis budaya seperti budaya Dayak, Bugis, Melayu, Madura dan Tionghoa, rasanya terasa bodoh kalau dunia wisata tidak mengalihkan agendanya ke Kalbar. Namun semuanya itu perlu sentuhan konsep.

Anda bisa bayangkan bagaimana kalau seorang turis berlayar menyusuri sungai yang membelah Kalbar tadi. Mereka membutuhkan perjalan dua hari baru bisa menjangkau seluruh aliran sungai. Mereka bisa menikmati pemandangan di atas kapal pesiar yang membawa mereka. Umpanyakan saja, kapal pesiar itu adalah hotel dan restoran terapung yang nyaman.

Masyarakat water world tidak membutuhkan mobil atau sepeda motor. Mereka membutuhkan kendaraan air, seperti speed boat, kapal pesiar, jetsky, mobil yang bisa masuk ke air seperti yang ada di negari Belanda, dan segala macam pendukung lainnya.

Tak hanya itu, pendidikan untuk anak-anak mereka juga harus berbeda dengan pendidikan anak-anak pedalaman. Mereka harus memahami dunia air secara lebih ilmiah. Masyarakatnya pun harus dikembangkan sebagai masyarakat air yang menjanjikan kehidupan mereka. Misalnya perlu dibangun pelabuhan atau terminal-terminal besar dan kecil di setiap persinggahan seperti layaknya terminal mobil di wilayah daratan.

Saat ini tidak. Mereka masih menjadikan aliran sungai sebagai berkah semata. Tak ada olahan konsep yang jelas tentang mereka. Malah mereka disamakan dengan konsep pembangunan masyarakat pesisir saja. Padahal karakteristik masyarakat pesisir dengan masyarakat water world akan sangat berbeda. Water world society adalah sebuah kehidupan yang menempatkan air sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari, sedangkan, masyarakat pesisir hanya menempatkan laut sebagai keniscayaan alam semata.

Namun, kehidupan water world yang melingkupi ruang masyarakat Kalbar akan berdampak sangat serius dibandingkan di Jawa seandainya ekosistemnya terganggu. Diantaranya penebangan hutan berkelebihan dan terganggungnya aliran parit atau sungai-sungai kecil. Karena jarak antara permukaan air dengan rumah penduduk amat tipis. Sedangkan di Jawa, permukaan air dengan daratan rumah penduduk tinggi. Itu pun masih harus mengalami banjir, paling tidak lima tahun sekali, karena memang di Jawa hutan sudah bisa dikatakan habis.

Sedangkan di Belanda, negara itu memang sudah hidup di bawah permukaan air laut. Ketika kita mendarat di bandar udaranya, terlihat perahu motor berada di atas pesawat yang sedang mendarat, karena memang sungainya berada di atas lapangan terbang. Begitupun rumah penduduk dan lainnya. Pokoknya Belanda sukses mengatur ritme air sehingga mereka terbebas dari banjir kapan pun.

Kami yakin kondisi alam Kalbar tidak bisa disamakan dengan Belanda. Dan bisa dipastikan, jika ekosistem di Kalbar terganggu, air yang begitu akrab dengan masyarakat air tadi, justru akan menjadi bencana. Karenanya, pemerintah perlu menakar secara jelas berapa hektar hutan yang bisa menjaga ekosistem itu. Semua ada rumusannya, jadi tidak perlu pani. Yang panting konsep water world society tersusun secara ilmiah, dan dapat diimplementasikan secara bijak.

Kandidat gubernur yang cerdas dan pinter akan menempatkan konsep ini sebagai sebuah terobosan baru untuk dunia wisata tidak hanya di Indonesia tetapi juga didunia global. Rakyat Kalbar berhak mengkalim dirinya sebagai water world society di dunia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sebab, jika konsep itu diterapkan, mata dunia internasional akan memberikan perhatian tersendiri. Banyak lembaga-lembaga keuangan dunia yang akan simpati dan mengucurkan dananya melalui sebuah sistem yang jelas.

Karenanya, cari pemimpin yang memiliki wawasan luas serta mampu melaksanakan konsep itu. Oesman Sapta kami yakini sudah terbiasa dengan terbobosan baru itu. (Safari ANS/MCO).

Kalbar Dalam Bingkai Jurnalistik (Bagian 3)

BERKONGSI DENGAN KEKUATAN GLOBAL


Dunia sudah disebut global. Beberapa nama perusahaan kelas dunia sudah merubah namanya dengan embel-embel global. Ada global finance, ada world wide services, ada global sindikasi dan segala macam dunia global. Kalbar pun disorot dalam memainkan kartu global. Paling tidak dunia global berharap Kalbar menjadi paru-patu umat manusia di abad modern.

Kami tidak habis pikir, mengapa rakyat Kalbar dalam posisi sekarang. Tertinggal dan miskin dibandingkan dengan saudaranya di wilayah lain. Semestinya APBD Kalbar berkolaborasi antara Rp 3 sampai 5 trilyun setahun. Itu pun belum cukup, jika dunia global bersepakat untuk mengamankan paru-paru dunia ini.

Membangun Kalbar yang ideal untuk mengejar ketertinggalannya, sedikitnya membutuhkan anggaran Rp 10 trilyun setahun. Yang menjadi soal, darimana uang tersebut bisa diraih. Tak ada seorang pun bisa menjamin kalau anggaran sebesar itu bisa diraih. Sehebat-hebatnya lobi seorang pemimpin kelak di Kalbar, menurut prediksi kami, hanya berkisar antara Rp 3 sampai 5 trilyun setahun. Dan itu pun akan didapat secara bertahap. Karena tidak pernah kebijakan pemerintah pusat menaikkan anggaran suatu daerah secara drastis. Kalau pun ada, sebuah pengecualian, karena adanya bencana alam dan sebagainya.

Dalam perjalanan merekam detak dan relung kehidupan masyarakat Kalbar bersama Oesman Sapta, banyak kami dengar teriakan nyaring, bahwa rakyat Kalbar minta tolong. Walaupun hampir tidak ada pengemis jalanan seperti di Jakarta, tetapi derita hidup dengan masa depan yang antipati, terekam amat jelas. Ialah sebuah takdir ketidak-berdayaan menahan hidup dalam arus globalisasi.

Mengapa? Karena ummat manusia di planet bumi ini sudah kekurangan tanah, sementara Kalbar banyak tanah yang nganggur. Di dunia sudah kekurangan hutan, di Kalbar masih banyak hutan. Ketika dunia global merasa risi dengan berkurangnya cadangan minyak bumi di planet ini, Kalbar dan Kalimantan secara keseluruhan menjadi lirikan dunia. Karena Kalbar dan Kalimantan dapat memberikan alternatif bahan bakar dengan kelapa sawitnya. Hanya saja, perkebunan kelapa sawit yang luasnya jutaan hektar, bukan milik rakyat Kalbar.

Dan itu berpengaruh terhadap perputaran uang di Kalbar. Catatlah berapa besarnya eskpor palm oil dari Kalbar. Betapa besarnya ekspor hasil hutan Kalbar, tetapi mengapa kemakmuran rakyat juga tak terjamah. Karena usaha-usaha tersebut bukan milik rakyat Kalbar, tetapi milik orang asing, milik pengusaha Jakarta dan milik orang Malaysia.

Akibat rakyat Kalbar bukan pemilik usaha yang ada di Kalbar, maka ketika terjadi penjualan hasil produksi, maka disitulah akan terasa. Bahwa uang hasil penjualan hanya terparkir di Jakarta, di Malaysia atau di Singapura. Paling banter, sang empunya perusahaan hanya akan menghirimkan uang ke Kalbar untuk membiayai biaya produksi dan biaya gaji karyawan. Dan itu pun kecil, tak sampai 20 persen dari total hasil penjualan. Itulah sebabnya, kendati produk yang dihasilkan oleh Kalbar tinggi, tetapi putaran uang di Kalbar tetap kecil.

Padahal, cara berpikir menteri keuangan di Jakarta, besar kecilnya putaran uang di suatu daerah akan menjadi indikator apakah daerah tersebut dapat berkembang secara baik menurut hukun accounting, apa tidak. Perputaran uang tinggi menjadi indikator roda ekonomi berjalan wajar.

Semua ini terjadi, karena sang pemimpin Kalbar belum memiliki konsep dasar tentang kesejahteraan rakyat Kalbar. Yang ada hanyalah jiplakan konsep yang menjadi ketentuan dan aturan main yang sudah tercipta puluhan tahun di Indonesia.

Padahal roh dan jiwa otonomi daerah, sejak semula dimaksudkan agar daerah dapat dan mampu mendesain dirinya sebagai daerah yang memiliki konsep dan desain pembangunan valid untuk rakyatnya.

Ada sebuah kelakar yang patut ditiru oleh penentu kebijakan Kalbar, bahwa desain pembangunan sebuah kabupaten dan kota, harus didesain setara provinsi agar dia mampu mengangkat perubahan mendasar. Akan tetapi, sebuah provinsi harus didesain setara desain sebuah negara dalam tataran ekonomi agar dia mampu bergerak secara sistematis.

Terlepas dari semua itu, pemda Kalbar memang tidak akan mampu bergerak sendiri tanpa rakyatnya berdaya. Sementara rakyat pun hanya berdaya kalau ada sistem yang mampu memberdayakannya. Karena itu ketika konsep Kalbar Incorporations kami gulirkan, beberapa orang memberikan respon langsung. Bahwa konsep itu sebagai sebuah terobosan, ditengah ketidak-berdayaan rakyat Kalbar menghadapi dunia global tadi.

Bukankah ada pepatah kuno mengatakan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Itulah dasar pemikiran Kalbar Inc. Dasar konsep ini pun direkam dari dialog antara Bung Karno dengan Moh Hatta, kala mereka sedang mendesain sistem ekonomi macam apa yang cocok dengan Indonesia.

Bung Hatta sudah mantap dengan sistem koperasinya. Tetapi sistem ini catat, karena koperasi di era dulu telah menjadi alat politik semata. Dan kini tidak berkembang secara baik. Bung Karno ketika membaca betapa dunia gagal dengan konsep sosialisnya. Dan dunia juga gagal mensejahterakan rakyat, ketika menerapkan sistem kapitalis. Kala itu Bung Karno memantapkan hati untuk menerapkan sistem diantara dua sistem dunia tadi. Ialah konsep sosioekonomi.

Dalam dokumen yang lain, Bung Karno pernah merintahkan Kabinet Djuanda untuk menyusun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bukan Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMP) seperti banyak dikenal di negera-negara eropa.

Pemikiran mereka ketika itu, kalau BUMP hanyalah milik pemerintah, tetapi kalau BUMN menjadi juga milik rakyat. Dengan asumsi, rakyat juga memiliki saham dalam BUMN di mana BUMN tersebut ada atau dimana BUMN tersebut beroperasi. Hanya saja instrument bisnisnya tidak ada. Rakyat tidak memiliki instrument bisnis untuk mengklaim saham di BUMN, kecuali melalui bursa saham. Sedangkan bursa saham, adalah instrument yang hanya bisa dipakai oleh pemilik modal.

Instrument itu hanya berlaku jika rakyat berkolaborasi diri dalam sebuah kekuatan raksasa bisnis juga. Namanya Kalbar Inc. (Safari ANS/MCO).